Suatu sore, di sebuah kastil yang indah berwarna merah muda,
dengan atap istana berbentuk kerucut berwarna biru keunguan,2 orang manusia sedang asik di pelataran. Mereka adalah sang puteri dan dayang-dayangnya yang setia.
Dayang-dayang: Untuk meneruskan tongkat estafet kerajaan negeri MerahJambu, Tuan Puteri harus memiliki pendamping. Kapan tuan putri akan menikah?
Puteri: dayang-dayang, aku hanya akan menikah setelah menemukan orang yang tepat.
Dayang-dayang: seperti apa pangeran yang tuan puteri inginkan, apakah yang bisa mendirikan istana bertabur permata yang tiang-tiangnya terbuat dari emas? Hamba akan sampaikan ke ayahanda, saya yakin keinginan tuanku akan terpenuhi.
Puteri : tidak perlu, dayang-dayang. Jawab sang puteri sambil tersenyum.
Dayang-dayang : Ah, atau.. tuan puteri ingin menikah dengan pangeran dari negeri tetangga? yang memiliki kekerabatan baik dengan kerajaan kita? Katakan saja tuan puteri. (ujar dayang-dayang bersemangat)
Puteri: hha. Tidak harus, dayang-dayang yang baik hati.
Dayang-dayang: oh.. saya tahu, tidak perlu malu, tuanku. Saya tau yang tuan puteri inginkan,pasti seorang pangeran yang rupawan? Benar kan!
Puteri: dayang-dayang yang baik, sangat menyenangkan bila pangeranku nanti seperti yang dayang-dayang sebutkan tadi. Sebenarnya, aku menginginkan seorang pangeran yang bisa memenuhi satu syarat.
Dayang-dayang: apa syaratnya, tuanku? Pasti sangat rumit, tuanku pasti menginginkan seorang pangeran yang cerdas. bukan begitu, tuan puteri?
Putri: (tersenyum lagi). Tidak begitu, dayang-dayang. namun, jika suatu hari aku bertemu dengan seseorang cerdas yang bisa memenuhi syarat itu, maka aku tidak akan menolak.
Dayang-dayang: hmm, sebenarnya, seperti apa pangeran yang tuan puteri harapkan?
Puteri: seseorang yang mampu menjagaku, di dunia dan akhirat…