Pukul : 08.00-13.00
– registrasi Rp.70.000 bagi yang tertarik dan berminat mengikuti test (maksimal 6 perusahaan)
– drop aplikasi di tempat
– mayoritas perusahaan domisili karawang
Dramatisasi kesedihan dan permasalahan yang melulu soal asmara menjadi suguhan utama televisi Indonesia, meracuni pandangan hidup para generasi muda. Sangat disayangkan…
(opini – Riezka)
Namanya Reisha Rahmatun Nissa, ketua Pratami (Pramuka Putri), aktif mengikuti lomba puisi, dengan pengalaman menjadi pengisi di beberapa acara sambutan rohani.
Hari kemarin, 10 September 2012, jam 16.00 – 18.00 tiba-tiba mamah, bapa, dan reisha mendadak kompak tidak angkat tlp. Bahkan nomor teh nita, saudara dekat, saya hubungi juga sama. no respon. ternyata.. memang ada “something wrong” di rumah.
Reisha tersiram air panas waktu mau masak mie. Dan ketika mamah bilang kebanjurnya gara-gara mau niru MasterCheff, riezka percaya aja.. eh, taunya saya dibohongi! ~_~”
Tapi tersiramnya betulan. Tanpa sengaja kesenggol sendiri. Sempat masuk UGD dan menginap selama 2 hari. Padahal di 10 September, siangnya mamah yang berobat ke dokter, lho yang dirawat jadi Reisha? [tanya kenapa]
oh ya, kembali pada judul. Pemikiran ini (adikku=nenekku) bermula 13 tahun yang lalu. Di hari saat adikku dilahirkan, salahseorang kerabat menggendong bayi reisha lalu mengatakan “wah.. orok teh mirip ma haji ieu mah” (translate: wah.. ini bayi mirip alm. neneknya). di telinga saya, seorang anak berusia 8tahun kala itu, kalimat tersebut terdengar seperti kutukan penyihir hitam untuk putri tidur yang harus waspada dengan jarum pintal. *diakhiri oleh suara petir bergemuruh. GLEGARRRRRRRR ZZEESSS…//@#%*&
dan.. benar saja, dalam benak saya, hal itu menjadi kenyataan sekarang. Reisha tumbuh dengan pikiran seperti emak-emak. hahahahahaha. terbukti dengan beberapa kasus:
Benarkan pemikiran seorang gadis kecil dapat berevolusi sedemikian cepatnya? aku tak mengerti………
Sekian postingan malam ini. Mari berdoa, semoga nenekku adikku cepat pulih.
Terima kasih… :)
wassalam.